Sekilas Tentang Cyber Crime
Cyber Crime merupakan tindakan kriminal yang menyerang sebuah komputer, jaringan komputer atau perangkat lainnya yang terhubung ke internet. Pelaku kejahatan siber dikenal sebagai hacker atau cybercriminal yang dijalankan secara individu atau tergabung dalam sebuah organisasi. Beberapa pelaku cyber crime memiliki skill mumpuni dan menggunakan teknik canggih sehingga mampu membobol website atau aplikasi dengan tingkat keamanan tinggi sekali pun.
Hacker atau kriminal siber melakukan cyber crime demi mendapatkan sejumlah uang dari tindakan ilegalnya. Ada pula alasan politis atau pribadi di balik aktivitas cyber crime tersebut, meski motif ini jarang ditemukan karena rata-rata pelaku hanya mengincar keuntungan semata.
Cyber Crime Dalam Bentuk Cracking
Aktivitas ini berupa percobaan penyusupan sistem komputer dengan meretas sistem keamanan komputer, jaringan, atau software-nya. Pelaku cracking alias cracker mencuri dan memanipulasi data tersebut untuk tujuan ilegal atau kriminalitas. Kejahatan siber ini wajib diwaspadai oleh tim IT perusahaan supaya sistem komputer atau website bisnisnya tetap aman, apalagi terdapat data pelanggan atau perusahaan di dalamnya.
Cracking adalah kegiatan membobol sistem keamanan komputer untuk tujuan kejahatan. Pelakunya disebut cracker. Bentuk kejahatan siber ini cukup serius dan berbahaya karena dapat mencuri data dalam komputer, membocorkan informasi sensitif kepada kompetitor atau pihak yang tidak bertanggung jawab, atau menghancurkan sistem keamanan.
Bedanya dengan hacking, hacking bersifat membangun, bukan menghancurkan. Hacking dapat bertujuan baik, misalnya untuk menguji sistem keamanan dan mencari titik kelemahannya untuk tujuan pengembangan atau mengasah kemampuan si hacker. Meskipun demikian, hacker yang iseng juga perlu diwaspadai.
Dampak yang Ditimbulkan
Karena kemampuan cracker menembus sistem keamanan komputer, ada banyak dampak negatif yang muncul akibat tindakan kriminal siber ini.
Pencurian data
Data yang tersimpan dalam server dapat diakses oleh cracker dan berpotensi digunakan secara tidak bertanggung jawab. Data tersebut bisa dijual ke pasar gelap atau dipertukarkan sesama cracker. Bentuk kejahatan siber ini yang paling sering dijumpai.
Apabila data tersebut bersifat pribadi, misalnya nama lengkap, nomor induk kependudukan, dan alamat sangat mungkin disalahgunakan untuk penipuan online atau phising. Yang tidak kalah berbahaya jika yang dicuri ialah data rahasia perusahaan. Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh kompetitor atau pihak yang tidak suka untuk menghancurkan sebuah perusahaan.
Tersebarnya Virus
Selanjutnya, cracker bisa menanamkan virus ke sistem komputer. Ia bisa menanamkan spyware untuk mematai-matai aktivitas pengguna, adware untuk membuat iklan pop-up ilegal, dan ransomware untuk mengenkripsi data berharga dalam sistem. Cracker bisa saja “menyandera” data-data berharga dengan meminta sejumlah uang sebagai tebusan.
Hancurnya Sistem Pertahanan Komputer
Jika sistem jaringan lemah, cracker bisa menghancurkannya. Selanjutnya, ia bisa memblokir akses pemilik sistem, mengubah sistem hingga tidak berfungsi, mengambil alih sistem, mengambil semua data dan menjualnya, hingga menghapus semua data yang ada. Akibatnya, operasional perusahaan yang membutuhkan akses data online dapat terhambat, bahkan benar-benar lumpuh.